Sabtu, 25 Juni 2011

Kontaminasi Silang

Ilustrasi Kontaminasi Silang
Hari ini, saya menonton Master Chef  Indonesia. Hal yang menarik adalah masalah cross contamination yang dialami oleh salah satu peserta Pressure Test kali ini, yakni Sarwan. Cross contamination atau yang kita kenal sebagai kontaminasi silang adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perpindahan bakteri dari sumber ke makanan yang beresiko tinggi, misalnya produk olahan daging, susu, telur, terutama yang mengandung protein tinggi. Sumber bakteri yang dapat menyebabkan keracunan antara lain daging mentah, manusia, serangga, burung, hewan pengerat, bahkan makanan sisa.

Saya tidak pernah memikirkan hal ini sebelum saya menonton Master Chef. Selama ini, saya menggunakan satu talenan untuk mengolah sayur, dan aneka bumbu. Seingat saya, saya belum pernah memotong-motong daging untuk diolah terutama karena memang saya membatasinya. Namun, seorang teman pernah melakukan hal serupa dengan Sarwan. Bila Anda tanya efeknya, ya dia baik-baik saja. Saya jadi terpikir, apakah perut orang indonesia memang sudah kebal? Hmm...

Kontaminasi silang sendiri dapat dibagi atas  dua jenis, yakni kontaminasi langsung dan tidak langsung. Kontaminas langsung adalah kontaminasi yang disebabkan paparan bakteri pada makanan beresiko tinggi. Sedangkan kontaminasi tidak langsung diakibatkan kelalaian dalam pengolahan makanan. Dari  situs ini, kontaminasi silang ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:
  1. Pengolahan makanan mentah yang dilanjutkan dengan pengolahan makanan matang. Transfer bakteri dapat disebabkan oleh transfer bakteri secara langsung ataupun melalui medium seperti alat masak dan pakaian.
  2. Tidak mencuci tangan sehabis dari toilet.
  3. Lalat dan serangga yang mentransfer bakteri dari kotoran hewan ke makanan.
  4. Alat masak yang dilapisi kotoran dan bakteri.
  5. Penyimpanan makan mentah yang berdekatan dengan makanan yang beresiko tinggi. Misalnya, daing mentah disimpan di atas makanan matang. Darah dan cairannya bisa saja mengontaminasi makanan matang tersebut.
 Untuk mencegahnya terjadi, masih dari situs yang sama, Anda dapat melakukan hal-hal ini.
  1. Pisahkan makanan matang dan mentah. Pisahkan makanan matang dan mentah pada kulkas terpisah atau bila tidak memungkinkan, pastikan makanan matnag berada di atas makanan mentah.
  2. Tutupi makanan. Ini mengingatkan saya akan pentingnya tudung saji.
  3. Jangan gunakan peralatan untuk mengolah makanan matang setelah makanan mentah. Atau pastikan peralatan yang telah digunakan untuk mengolah makanan mentah dibersihkan dan disterilkan sebelum digunakan untuk mengolah makanan matang.
  4. Pastikan tidak ada serangga, hewan pengerat, dan burung di dalam  ruangan.
  5. Cuci tangan setelah masuk ke toilet, membuang makanan sisa, dan mengolah makan mentah.
  6. Gunakan sistem warna untuk alat seperti talenan dan pisau.

RoBe Connectable Cutting Board System
Terkait poin terakhir, setelah browsing sejenak, saya menemukan hal menarik. Perusahaan RoBe of IL, Inc.  membuat talenan dengan aneka warna yang mmerujuk pada bahan makanan. Wah, kalau begini, akan sangat merepotkan dalam hal pencucian. Namun, pasti mempercepat persiapan makanan. Hmmm....

Ternyata, masalah penyediaan makanan cukup rumit juga. Sejauh ini, untuk masalah  kebersihan talenan, saya cukup puas dengan menggunakan garam. Cukup taburkan garam di atas talenan kayu, biarkan semalam and voila, besok talenan akan bersih. Ini efektif untuk mencegah pertumbuhan jamur pada talenan. 

Kalau mau menghindari masalah kontaminasi silang, ada baiknya kita memiliki minimal dua buah talenan. Satu untuk sayur-sayuran dan satu lagi untuk daging, unggas, dan seafood. Jika tidak memungkinkan, pastikan membersihkan talenan setelah memotong-motong daging, unggas, dan seafood. Mencegah memang lebih baik daripada mengobati, bukan?

Oh ya, jadi teringat bahwa tangan yang teriris saat mengolah makanan juga bisa menjadi sumber kontaminasi silang. Kalau itu terjadi, segera gunakan plester luka dan sarung tangan kalau perlu. Selanjutnya, peralatan masak juga harus dicuci. Repotnya sudah terbayang.

Apakah kamu pernah merasakan akibat kontaminasi silang? Apa saja yang kamu lakukan untuk mencegah itu terjadi lagi?


Image credit: 
International Association for Food Protection
http://www.connectablecuttingboards.com/info.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...